Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Cara Budidaya Lele Sistem Bioflok

Lele merupakan salah satu jenis ikan yang paling mudah untuk dipelihara. Hal ini lantaran lele dapat hidup di segala jenis air sehingga tak membuat para pemiliknya menjadi kerepotan sendiri. Selain itu pakan untuk lele pun juga tak begitu sulit, cukup diberikan makanan ikan pada umumnya lele sudah dapat hidup dengan baik. Bahkan dengan alasan mudahnya pemeliharaan lele, banyak orang yang akhirnya berinisiatif untuk ternak lele.

Akan tetapi ketika ternak lele perlu anda ketahui bahwa harus ada beberapa hal yang harus diperhatikan dengan baik agar mendapatkan panen yang maksimal. Pastikan hasil panen yang anda miliki lebih tinggi dari biaya produksi yang telah dikeluarkan agar tak mengalami kerugian. Dalam beternak lele terdapat teknologi dan tatacara tertentu yang bisa diterapkan untuk memperoleh keuntungan yang lebih.

Beberapa tahun belakangan ini teknologi atau sistem yang digunakan oleh para peternak lele untuk budidayanya adalah sistem autotrof. Akan tetapi setelah dijalankan selama beberapa tahun para peternak lele baru menyadari bahawa sistem tersebut memiliki kelemahan dalam segi pemanfatan limbah yang terbuang sia-sia. Oleh karena itu para peternak lelepun mulai beralih pada sistem heterotof dengan menerapkan teknologi bioflok.

Budidaya lele sistem bioflok dinilai sangat memberikan keuntungan yang lebih bagi para peternak lele.Hal ini karena budidaya lele dengan sistem bioflok sangat efektif, tak heran jika pada akhirnya kini banyak peternak lele yang mulai belajar terkait sistem bioflok dan kemudian menerapkan pada budidaya lele yang sedang dilakukan.

Dengan memanfaatkan sistem bioflok peternak lele mampu memaksimalkan produktifitas ikan dalam kolam yang sempit hingga membuahkan hasil produksi yang lebih tinggi. Selain itu biaya produksi juga dapat ditekan dengan maksimal, sehingga dengan kata lain keuntungan yang akan diperoleh dari ternak ikan lelepun juga akan semakin besar jika dibandingkan dengan budidaya lele menggunakan sistem yang tradisional atau sistem autotrof.

Pengertian Sistem Bioflok
Lantas apakah sistem bioflok itu sendiri. Sebelum mengetahui lebih lanjut terkait cara budidaya ikan lele dengan menggunakan sistem bioflok, mari kita kupas terlebih dahulu pengertian dari sistem bioflok. Budidaya lele menggunakan sistem bioflok ini dilakukan dengan cara memanfatkan fungsi mikrooganisme untuk mengolah limbah budidaya lele itu sendiri. Sehingga setelah menumbuhkan mikroorganisma, limbah akan menjadi gumpalan – gumpalan kecil atau yang biasa disebut dengan flock.

Gumpalan kecil yang berasal dari limbah tersebut nanti pada akahirnya akan berguna sebagai pakan alami dari ikan lele yang anda budidayakan. Cara untuk menumbuhkan mikroorganisme ini adalah dengan memberikan kultur bakteri non pathogen atau probiotik dan memasng aeratoy yang nantinya berfungsi untuk memasok oksien dan mengaduk air kolam. Sistem bioflok nyatanya tak hanya bisa dilakukan untuk budidaya lele saja melainkan juga bisa untuk diterapkan pada budidaya ikan air tawar lainnya.

Jika digunakan untuk usaha sangat dianjurkan untuk membuat kolam lele yang luas agar hasil produksinya pun juga tinggi. Hanya sebagai patokan biasanya lahan seluas 1m3 dapat digunakan untuk memelihara lele sebanyak 1000 ekor. Perlu anda perhatikan kolam harus selalu terhindar dari sorotan sinar matahari langsung atau air hujan karena mempengaruhi kualitas dan air kolam. Setelah lahan hal berikutnya yang perlu anda perhatikan dalam pembuatan kolam adalah pengisian air untuk pembesaran lele.

Setelah mengatahui apa itu sistem bioflok untuk budidaya ikan lele dan menge tahui kelebihan serta kekurangan, baru anda bisa mulai untuk memanfaatkan sistem bioflok untuk budidaya lele. Hal pertama yang harus anda lakukan terlebih dahulu adalah pembuatan kolam. Cara pembuatan kolam cukup mudah, siapkan lahan atau tempat yang akan digunakan untuk membuat kolam. Jika anda ingin menekan biaya anda agar tak terlalu besar kolam dapat dibuat dengan menggunakan terpal yang diperkuat dengan rangka besai atau bambu. Untuk ukurannya dapat disesuaikan dengan tujuan beternak lele.

Pada hari pertama pembudidayaan lele anda dapat mengisi kolam yang sudah jadi dengan air berketinggian 80 sampai 100 cm. Pada hari kedua masukkan bakteri pathogen pada air sebanyak 5ml/m3 pada kolam. kemudian pada hari ketiga masukkan prebiotik molase sebanyak 250ml/m3 serta dimalam hari tambahkan dolomit dengan dosis 150-200gram/me. Biarkan air yang telah diolah dengan probiotik tersebut hingga 7-10 hari supaya mikroorganisme berkembang dengan baik.

Setelah proses pembuatan kolam, maka selanjutnya adalah melakukan penebaran dan perataan benih ikan lele. Pertama pastikan anda memilih benih ikan lele dari induk unggulan atau dari induk yang sama. Ciri-ciri benih lele yang sehat dan juga berkualitas adalah dapat dilihat dari gerakan yang aktif, organ tubuh lengkap, memiliki bentuk tubuh yang proporsional yakni 4-7cm dan yang terakhir memiliki ukuran dan warna yang seragam. Setelah memilih benih yang berkualitas maka anda tinggal menebarkan bibit dalam kolam. Dalam perawatannya juga diperlukan perataan benih ikan lele agar dapat tumbuh merata dan dapat dipanen secara bersamaan.

Hal terakhir saat melakukan pembudidayaan lele menggunakan sistem bioflok adalah masalah pakan dan pemberian aerasi di kolam setiap harinya. Para peternak lele harus benar – banar memperhatikan pemberian pakan dengan baik agar hasil produksi menjadi maksiimal. Pilihlah pakan yang berkualitas da sesuaikan ukuran pakan dengan lebar mulut dari ikan lele.

Dalam sehari anda dapat memberikan pakan sebanyak 2 kali sehari yairu pada pagi dan sore dengan takaran 80% daya kenyang lele. Selain itu hal lain yang anda keahui dari pemberian pakan adalahan usahakan setiap 1 minggu sekali ikan tak diberikan pakan sama sekali. Setlah dipuasakan berikan pakan yang telah dicampur probiotik. Jika flok sudak terbentuk anda dapat mengurangi takaran pakan yang diberikan setiap harinya.

Post a Comment for "Cara Budidaya Lele Sistem Bioflok"